sekian lama dihidangkan sajian caci maki, mengajar dia untuk menikmati dan hari demi hari, makin enak rasanya. Terkadang tidak lengkap rasanya jika harinya berlalu tanpa menikmati sajian caci maki.
Pernah sekali itu dia terlalu ketagih untuk menikmati sajian caci maki sehingga habis menggeletar satu tubuh badannya. Tapi takdir Tuhan itu sebenarnya seindah kisah. Saat ketagihan dia mula menarik nyawanya perlahan-lahan, ter-takdirkan telefonnya berdering lalu dia dihidangkan sajian caci maki yang ditagihnya. Lega. Sekian lama, setelah dimaki, baru bisa dia tersenyum kembali.
semalam sesudah puas dia menjamu mata dengan karenah dunia, sempat ditinggalkan nota kecil dan berharap jika ada manusia yang jijik terhadap sajian caci maki, membacanya --
"kerana pada setiap sajian caci maki, wujudnya bukti sayang"
bodohkan? eh bukan. sayang namanya.
.
No comments:
Post a Comment