Terjaga dari tidur . Aku bangun . Berjalan ke tandas . Kencing . Keluar tandas , tertoleh ke arah satu kilauan . Ya , pisau . Tak semena aku teringat mimpi yang bikin aku terjaga dari tidur .
Bidadari aku menangis . Aku cuba pujuk . Dia terus hilang . Sebelum hilang , dia sempat hadiahkan aku pisau yang masih berdarah .
Memang sama . Aku yakin memang pisau yang aku nampak itu adalah yang sama . Di bawah pisau terselit nota . Keluarkan hati kau , cuci hingga bersih . Buang segala tentang aku .
Aku capai terus tusuk dekat dada . Aku tarik kebawah , ke atas , ke kiri kanan . Terbuka luas dada aku , aku rentap hati aku keluar . Bersepah darah .
Dengan air pili , aku bilas hati aku . Maaf bidadari aku , kali ini aku terpaksa melawan . Aku toreh nama bidadari aku tepat pada hati . Lalu aku sumbat kedada kembali . Aku bergegas ke ruang tamu . Cari kotak benang dan jarum . Aku jahit semula dada aku .
Sampai sekarang , aku masih . Sudah lama sebenarnya . Tetap masih .
“Aku cuci bersih hati aku pada malam sebelum kau terjaga . Di saat kau baca ini , kau dah aku buang sepenuhnya – bidadari ” .
Bahagian belakang kertas yang aku tak terperasan untuk baca .
Bahagian belakang kertas yang aku tak terperasan untuk baca .
Damn !
So sweet, memanjakan imajinasiku ketika membaca. Seperti mimpi, ketika ku mengeja satu-persatu kata. Sambil melihat dada, masyaAllah.
ReplyDeleteYou're a real pujangga!
nice one :)
ReplyDeletemakin lama makin mantap ayat2 pujangga kau =)